Cafec abaca merupakan produk kertas saring untuk v60 dengan aneka merek, seperti: Tiamo, Hario, Latina, Kono, dan yang dripper berbentuk kerucut dengan lobang di dasarnya. Cafec abaca sendiri merupakan produk dari perusahaan Sanyo Sangyo Co., Ltd, perusahan berasal dari negara Sakura ( Jepang) selain menjual kertas saring mereka juga menjual dripper, kettle leher angsa dan manual grinder.
Untuk kertas saring yang diulas ini adalah ukuran 01 dengan warna coklat. Warna coklat menunjukkan kertas saring tersebut belum mengalami pemucatan atau sering disebut unbleached, proses pemucatan berfungsi untuk menghilangkan warna dan aroma yang ditinggalkan oleh bahan baku pembuatan kertas. Karena itu di dalam dunia perkopian ada dua jenis kertas saring, yang pertama kertas saring berwarna putih atau kertas saring bleached dan yang kedua kertas saring unbleached atau sering disebut kertas saring natural/brown dikarenakan masih ada aroma dan warna bahan baku di dalam kertasnya. Keduanya memiliki kelemahan dan kekuatan tersendiri.
Kertas saring Cafec Abaca adalah kertas saring yang tidak terbuat serat kayu melainkan dari serat batangnya pisang abaka. Pisang abaka merupakan tumbuhan yang tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Negara Filipina. Tumbuhan asli Negara Filipina ini juga di kenal dengan Pisang Manila. Selain untuk bahan kertas (uang kertas, cek, kertas saring) pisang abaka juga dimanfaatkan untuk pembungkus kabel bawah laut, tali temali pada kapal, bahkan untuk bahan khusus antipeluru. Dikarenakan bersifat organik, perusahaan mobil terkenal Mercedes Benz juga memanfaatkan pisang abaka untuk interior mobil mereka dan dapat memangkas energi 60% dibandingkan penggunaan serat kaca. Keuntungan menggunakan pisang abaka sebagai bahan baku dikarenakan limbahnya bisa digunakan sebagai pupuk organik.
Berikut diatas adalah gambaran penggunaan kertas saring Cafec Abaca AC1-100B V60-01, kode V60-01 merupakan kode penggunaan kertas saring dengan dripper V60 dengan hasil seduhan 1 gelas. Di gambar tersebut juga terlihat kertas saring yang masih terbungkus plastik bening dengan keterangan bahan baku yang berasal pisang abaka dari Filipina, di bungkus plastik itu juga terdapat keterangan berbahasa Inggris dan bahasa Jepang. Seperti pembahasan awal kertas saring tersebut berwarna coklat yang berarti belum mengalami pemucatan menyebabkan kertas masih memiliki aroma bahan baku (pisang abaka) walaupun tidak terlalu menyengat dalam penggunaan disarankan untuk dibilas terlebih dahulu dengan air panas sebelum digunakan untuk menyeduh kopi, bertujuan agar aroma pisang abaka nya tidak mengganggu aroma kopi.
Dari segi teknis memang lebih baik menggunakan kertas saring yang telah mengalami proses bleached atau pemucatan dikarenakan tidak perlu menggunakan air panas terlalu banyak untuk membilas kertas saring dan tidak ada aroma seperti kertas saring unbleached. Dari segi rasa dan aroma kopi yang dihasilkan sejauh ini tidak terganggu oleh kertas saring Cafec Abaca unbleached walaupun disarankan di bilas air panas terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyeduh kopi.
Dari segi rasa sejauh ini tidak ada rasa yang mengganggu, tidak serpihan kopi yang terlewatkan kedalam cangkir kopi. Kopi yang diseduh dengan kertas saring Abaca ini tidak tertinggal sedikitpun rasa pisang abaka walaupun kertas saring tersebut terbuat dari bahan pisang abaka. Walaupun saya mendapatkan ada sedikit minyak di permukaan kopi tapi itu harus saya bandingkan dulu dengan kertas saring lain, apakah itu murni disebabkan oleh kertas saring abaka atau disebabkan faktor lain.
Komentar
Posting Komentar